Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh ...
Kembali lagi bersama Diar disini :D
Di Sabtu ceria nan cerah ini, wkwkwk . Diar bawa postingan buat tugas Makul Web Science. Dari nama nya udah keren tuh ya, Science. Tapi jangan salah, tugas pertama nya adalah bahas sejarah . *tepuktangan*
Tema nya tentang " Surat Perintah Sebelas Maret ". Adakah yg sudah lahhir pas surat itu dibuat ??? Diar sih belum, Orangtua gue pun belom lahir pas surat itu dibuat. Alhasil, kita bisa tau sejarah tentang 'Surat' itu dari buku-buku sejarah, artikel-artikel yang ngebahas tentang itu atau bisa dateng ke Gedung Arsip Nasional.
Disini gue ga akan banyak bahas seluk-beluk 'Surat' itu, gue cuma ambil dari beberapa sumber yang ada dan gue tulis ulang dijadiin satu buah tulisan dibawah ini. Karna ini tentang sejarah, gue takut ada salah-salah makanya gue murni COPAS dari sumber-sumber tersebut. Biarin lah dikata ga kreatif juga, karna jujur gue ga tau banyak tentang sejarah Surat Perintah Sebelas Maret ini. Yang gue tau, Surat Perintah Sebelas Maret kalo disingkat jadi SUPERSEMAR. That's it !!! Dannn,,, kan bahaya banget kalo tentang sejarah ada salah tulis, salah nama gitu, salah tempat. Nanti bisa berurusan sama pihak yang berwenang. :)
Sebelum keluarnya Supersemar,
Presiden Soekarno sedang mengadakan pertemuan dengan partai-partai politik pada
tanggal 10 Maret 1966. Dalam pertemuan tersebut membahas masalah demonstrasi
Tritura. Presiden mendesak agar partai-partai politik mengutuk demonstrasi
Tritura, namun partai-partai yang tergabung dalam Front Pancasila tetap
menuntut pembubaran PKI.
Pada tanggal 11 Maret 1966,
berlangsung sidang paripurna Kabinet Dwikora yang disempurnakan. Sidang sempat
mengalami kepanikan setelah Komandan Cakrabirawa Brigjen Sabur melaporkan
adanya pasukan tanpa tanda kesatuan di sekeliling Istana Merdeka.
Presiden Soekarno yang memimpin
sidang kabinet akhirnya meninggalkan sidang menuju Istana Bogor dengan menggunakan
helikopter dan menyerahkan pucuk pimpinan sidang kepada Waperdam II, Dr.
Leimena.
Bersama Waperdam I, Dr.
Subandrio, dan Waperdam III, Chairul Saleh, Presiden Soekarno menuju Istana
Bogor. Setelah sidang, Dr. Leimena pun menyusul ke Istana Bogor untuk melaporkan
hasil sidang kabinet. Tidak begitu lama presiden yang didampingi tiga waperdam
kedatangan tiga perwira tinggi Angkatan Darat.
Perwira tinggi tersebut adalah
Mayjen Basuki Rahmat (Menteri Urusan Veteran), Brigjen M. Yusuf (Menteri
Perindustrian), dan Brigjen Amir Mahmud (Panglima Kodam Jaya) untuk
menyampaikan beberapa hal sebagai berikut :
- Meminta kepada presiden agar segera mengambil tindakan untuk memulihkan keadaan yang gawat.
- ABRI, terutama Angkatan Darat tetap setia dan tidak meninggalkan presiden.
- Pesan Letjen Soeharto yang isinya sanggup mengatasi keadaan apabila presiden memercayakan hal itu kepadanya.
Ketiga perwira Angkatan Darat
tersebut sebelum menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor terlebih dahulu
bertemu dengan Letjen Soeharto. Setelah di Istana Bogor, ketiganya mengadakan
pembicaraan dengan presiden.
Sesuai dengan kesimpulan
pembicaraan, maka ketiga perwira TNI Angkatan Darat dengan Komandan Cakrabirawa
Brigjen Sabur diperintahkan membuat konsep surat perintah kepada Letjen Jenderal
Soeharto.
Setelah konsep surat dibahas
bersama, kemudian Presiden Soekarno menandatangani surat perintah tersebut.
Latar
Belakang Dikeluarkannya Supersemar
Menurut versi resmi, latar
belakang dikeluarkannya Supersemar adalah ketika pada tanggal 11 Maret 1966,
Presiden Soekarno mengadakan sidang pelantikan Kabinet Dwikora yang
disempurnakan yang dikenal dengan nama “kabinet 100 menteri”. Pada saat sidang
dimulai, Brigadir Jendral Sabur sebagai panglima pasukan pengawal Presiden
“Tjakrabirawa” melaporkan bahwa banyak “pasukan liar” atau “pasukan tak
dikenal” yang belakangan diketahui adalah Pasukan Kostrad dibawah pimpinan
Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan orang-orang yang berada di
Kabinet yang diduga terlibat G-30-S/PKI di antaranya adalah Wakil Perdana
Menteri I, Soebandrio.
Berdasarkan laporan tersebut,
Presiden bersama Wakil perdana Menteri I, Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri
III, Chaerul Saleh berangkat ke Bogor dengan helikopter yang sudah disiapkan.
Sementara Sidang akhirnya ditutup oleh Wakil Perdana Menteri II, Dr.J. Leimena
yang kemudian menyusul ke Bogor. Situasi ini lalu dilaporkan kepada Mayor
Jendral Soeharto yang pada saat itu menjabat selaku Panglima Angkatan Darat
menggantikan Letnan Jendral Ahmad Yani yang gugur akibat peristiwa G-30-S/PKI
itu. Mayor Jendral Soeharto saat itu tidak menghadiri sidang kabinet karena sakit.
Karena tidak bisa hadir dalam
rapat tersebut, Mayor Jendral Soeharto pun mengutus 3 orang perwira tinggi
angkatan darat ke Bogor untuk menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor. Mereka
adalah Brigadir Jenderal M. Jusuf, Brigadir Jenderal Amir Machmud, dan Brigadir
Jenderal Basuki Rahmat. Setibanya di Istana Bogor, pada malam hari, terjadi
pembicaraan antara 3 perwira tinggi angkatan darat dengan Presiden Soekarno
mengenai situasi yang terjadi dan ketiga perwira tersebut menyatakan bahwa
Mayor Jenderal Soeharto mampu mengendalikan situasi dan memulihkan keamanan
bila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberikan kewenangan
kepadanya untuk mengambil tindakan. Menurut Jenderal (purn) M. Jusuf,
pembicaraan mereka dengan Presiden Soekarno saat itu berlangsung hingga pukul
20.30 malam.
Akhirnya Presiden Soekarno pun
setuju dengan usulan itu dan dibuatlah surat perintah yang dikenal sebagai
Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar yang ditujukan kepada Mayor
Jenderal Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang
perlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Surat Supersemar tersebut pun
tiba di Jakarta pada tanggal 12 Maret 1966 pukul 01.00 waktu setempat yang
dibawa oleh Sekretaris Markas Besar Angkatan Darat, Brigjen Budiono H.
Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa latar belakang dikeluarkannya
Supersemar adalah untuk mengamankan situasi negara dari gerakan PKI yang saat
itu telah menjadi ancaman bagi stabilitas pertahanan dan keamanan dalam negara
Indonesia sendiri. Mayjen Soeharto pun ditunjuk sebagai pelaksana
dari isi Supersemar tersebut dimana beliau diperintahkan untuk mengambil
tindakan demi terjaminnya keamanan, ketenangan, dan kestabilan jalannya
pemerintahan serta menjaga keutuhan bangsa dan Negara Republik Indonesia, dan
demi keselamatan Pemimpin Besar Revolusi.
Versi Surat Perintah Sebelas Maret
Seperti yang dikatakan oleh
Mantan Kepala ANRI M Asichin, Ahmad Samantho juga mengatakan bahwa ketiga surat
tersebut adalah palsu. Supersemar yang disimpan di etalase Arsip Negara itu
kini ada tiga versi. (http://news.merahputih.com/nasional/2016/03/10/ini-dia-3-versi-surat-perintah-sebelas-maret/39110/)
Adapun ketiga versi tersebut
menurut Ahmad Samantho sebagai berikut:
1. Versi pertama, yakni surat yang berasal dari
Sekretariat Negara. Surat itu terdiri dari dua lembar, berkop Burung Garuda,
diketik rapi dan di bawahnya tertera tanda tangan beserta nama “Sukarno“.
2. Versi
Kedua, berasal dari Pusat Penerangan TNI AD. Surat tersebut terdiri dari satu
lembar dan juga berkop Burung Garuda. Ketikan surat versi kedua ini tampak
tidak serapi pertama, bahkan terkesan amatiran. Jika versi pertama tertulis
nama “Sukarno”, versi kedua tertulis nama “Soekarno”
3. Versi
Ketiga, lebih aneh lagi. Surat yang terakhir diterima ANRI itu terdiri dari
satu lembar, tidak berkop dan hanya berupa salinan. Tanda tangan Soekarno di
versi ketiga ini juga tampak berbeda dari versi pertama dan kedua.
"Saya setuju dengan Kepala
ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia), M Asichin, memastikan ketiga surat
itu adalah Supersemar palsu," kata dia.
Sementara
itu, Benedict Anderson selaku pakar sejarah Indonesia asal Amerika Serikat,
pernah mengatakan Supersemar asli sengaja dihilangkan. Hal itu didapatkan
Anderson dari pengakuan seorang tentara yang bertugas di Istana Bogor, tempat
Supersemar dibuat. Tanpa menyebut nama dan pangkat tentara tersebut, Anderson
mengatakan, Supersemar asli berkop surat Markas Besar Angkatan Darat (MBAD).
Bukan kop surat dengan lambang Burung Garuda seperti yang ada sekarang.
Barangkali ada yg butuh udah langsung jadi gitu, wkwkwkw PDF nya nihh XD
Sekian postingan Diar kali ini, kalo ada typo-typo mohon dimaklumi. Wassalam .
Komentar
Posting Komentar